Jumat, 28 Februari 2014

batu kecubung



Batu kelahiran (birthstone) adalah batu permata yang secara tradisional berhubungan dengan tanggal lahir seseorang dan dianggap membawa keberuntungan dan kesehatan untuk orang tersebut.
Terdapat sejarah, mitos, serta keyakinan yang terkait dengan batu kecubung. Artikel berikut akan menguraikannya.
Dua belas lambang zodiak adalah interpretasi astrologi dari batu kelahiran yang juga selaras dengan jumlah dua belas bulan dalam satu tahun.
Sebagai batu kelahiran untuk bulan Februari, batu kecubung dianggap sebagai batu kelahiran untuk orang-orang dengan zodiak Aquarius, yaitu mereka yang lahir antara tanggal 20 Januari – 18 Februari.
Istilah ‘amethyst’ sendiri berasal dari kata Yunani ‘amethystos’ yang berarti obat untuk mencegah mabuk yang juga mencerminkan sifat batu permata ini.
Batu kecubung termasuk dalam keluarga Quartz (silikon dioksida) dan memiliki berbagai nuansa warna dari ungu hingga kebiruan.
Pernah dianggap lebih berharga dari berlian, batu kecubung merupakan batu permata yang populer digunakan untuk perhiasan.
Batu kecubung memiliki struktur kristal heksagonal dan banyak ditemukan di Brasil, Madagaskar, Namibia, Zambia, Rusia, Sri Lanka, India, dan Amerika Serikat.
Warna
Ada beberapa varian warna dari batu kecubung, diantaranya pucat ungu, merah-ungu, dan ungu tua.
Uniknya, warna batu kecubung dalam bentuk murninya (tanpa pengotor) adalah bening.
Selain ungu, terdapat pula jenis batu kecubung yang lebih langka berwarna hijau.

Batu kecubung dipercaya memiliki sifat yang membawa stabilitas, perdamaian, keseimbangan, keberanian, kekuatan internal, ketulusan, dan ketenangan.
Batu kecubung juga diyakini efektif untuk mengobati berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan gejala kecanduan, sakit kepala, insomnia, artritis, nyeri, masalah sistem peredaran darah, dan penyembuhan secara umum.
Dengan mengacu pada asal kata Yunani, batu kecubung dianggap sebagai batu yang bisa mencegah dan mengobati mabuk alkohol dan jenis kecanduan lain.
Oleh karena itu, batu kecubung bertindak sebagai kekuatan stabilisasi bagi mereka yang berusaha untuk mengatasi perilaku adiktif.

Berbicara mengenai sejarah batu kecubung, maka akan membawa kita kembali ke cerita mitologi Yunani-Romawi.
Menurut mitologi tersebut, Bacchus -sang dewa anggur- memiliki dendam kepada Diana.
Untuk membalas dendam, Bacchus menyatakan bahwa orang pertama yang dia temui dalam perjalanan melalui hutan akan dimakan oleh harimau miliknya.
Orang pertama yang bertemu dengan Bacchus ternyata adalah seorang gadis cantik bernama Amethyst yang sedang dalam perjalanan untuk menyembah di kuil Diana.
Saat diserang, Amethyst memanggil Diana untuk meminta pertolongan. Diana kemudian mengubah Amethyst menjadi sosok batu putih bersih dan berkilau.
Menyadari kesalahannya, Bacchus kemudian menuangkan anggur pada batu tersebut sehingga membuat batu tersebut berwarna keunguan.
Pada masa Roma kuno, batu kecubung akan dimasukkan dalam gelas anggur untuk mencegah peminumnya menjadi terlalu mabuk.
Selain itu, orang Mesir kuno percaya bahwa batu kecubung memiliki kekuatan yang digunakan untuk menjaga makam firaun.
Selama periode abad pertengahan, batu kecubung digunakan sebagai obat untuk mencegah kantuk, mempertajam kecerdasan, melindungi pemakainya dari sihir, dan membawa kemenangan dalam pertempuran.
Menurut mitologi Arab, batu kecubung (amethyst) akan melindungi pemakainya dari mimpi buruk dan asam urat, serta dianggap sebagai batu kesetiaan dan kekuasaan.
Sudah mahfum bahwa di Indonesia batu kecubung atau amethyst selain sebagai batu perhiasan juga sering dianggap sebagai batu yang memiliki tuah atau khasiat tertentu. Salah satu contohnya adalah bahwa batu kecubung yang disebut dengan batu kecubung khasian dipercaya mempunyai khasiat untuk mendatangkan simpati dari orang lain, dan juga untuk mencegah niat jahat dari orang lain kepada si pemakai batu sehingga mengurungkan niatnya untuk berbuat jahat terhadap si pemakai batu tersebut.
Meskipun demikian, menurut kepercayaan, untuk membuat batu tersebut berkhasiat, batu tersebut haruslah diolah secara alami, atau tidak menggunakan alat alat modern, seperti gerinda atau obat pemoles lainnya. Umumnya mereka menggosoknya menggunakan bambu (bisa bambu hitam atau bambu biasa), dan terkadang si pembuat juga berpuasa. Selain itu, di masyarakat juga dikenal adanya batu Kecubung Combong (berlubang). Batu kecubung ini lebih dahsyat lagi kekuatannya.
Selain hal-hal yang berbau supranatural, batu kecubung juga sering digunakan untuk meningkatkan kekuatan bathin / spiritual serta kewaspadaan intuitif seseorang. Sering juga batu kecubung digunakan untuk memperbaiki kesehatan seseorang, misalnya untuk meredakan sakit kepala. Legenda mengatakan bahwa dengan menggunakan batu kecubung atau Amethyst atau minum dari cawan yang terbuat dari batu tersebut, dapat mencegah terjadinya keracunan, karena sifat mineral yang diyakini sebagai penawar racun.
Selain itu, batu kecubung dapat membantu dalam meditasi dan meningkatkan pemahaman spiritual, kejujuran diri, dan inspirasi, membuka kesadaran dan kemampuan menerima informasi pada tingkat yang lebih tinggi, membantu mereka yang ingin membebaskan diri dari kecanduan, khususnya alkohol, menyamankan kita pada masa kesedihan dan kehilangan, mengurangi ketegangan syaraf dan menghilangkan sakit kepala, mengurangi sakit dan bengkak pada luka dan mengurangi gejala sakit pada paru-paru dan gangguan usus. Ada pula kepercayaan lama yang menyebutkan bahwa meminum arak dari gelas yang terbuat dari batu kecubung atau amethyst tidak akan menyebabkan peminumnya menjadi mabuk.
Amethyst Banded diyakini dapat meningkatkan daya meditatif dan membantu mengembangkan kemampuan paranormal, membersihkan aura dan menguatkan chakra tubuh, sekaligus membuang energi negatif yang berasal dari dalam maupun luar.
Sedangkan Amethyst Flowers diyakini mampu membuat kita menjadi lebih mudah terlibat dalam berbagai karya atau kerja bersama, sementara fokus diri kita tetap terjaga dan dapat memprioritaskan hal-hal penting, memperlancar aliran energi tubuh dan menyejukkan hati dan pikiran pemakainya.
Sebenarnya masih banyak lagi manfaat yang bisa didapat dari batu kecubung. Meskipun demikian, say
Keindahan batu kecubung sudah tidak disangsikan lagi. Nama batu kecubung sendiri sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, baik yang faham maupun yang tidak faham tentang batu permata, baik dalam lingkup local maupun Internasional. Karena keindahannya ini, batu kecubung bahkan telah menjadi lambang Batu Permata dari negara bagian South Carolina-USA (US State Gemstone of South Carolina) dan dari negara bagian Ontario-Canada (Canadian State Gemstone of Ontario, Canada). Di manca Negara atau di dunia internasional Batu Kecubung disebut juga sebagai Amethyst.
Batu kecubung atau Amethyst ini memiliki warna dasar ungu, dan merupakan batu mineral “supercomposite” yang terdiri daripada “lamella” seperti belang yang berselang diantara bagian kanan dengan kiri. Struktur ini diakibatkan karena tekanan mekanikal dalam lapisan bumi selama berjuta tahun. Hasilnya, batu kecubung atau amethyst mempunyai corak seperti cap jari (berbelang-belang). Selain itu, corak di dalam batu kecubung juga terjadi karena hilangnya kandungan air (H2O) dalam mineralnya karena tekanan dalam waktu yang sangat lama. Tapi ada juga batu kecubung yang tidak bercorak dan membentuk kristal bening. Ditinjau dari kekerasannya, batu kecubung atau Amethyst mempunyai kekerasan 7 pada skala Mohs. Oleh karenanya batu kecubung atau Amethyst sering disebut sebagai Batu Mulia atau permata kelas II.
Untuk di Indonesia, batu kecubung sudah mendapatkan posisi dihati penggemarnya, karena selain keindahannya, masyarakat kita meyakini bahwa batu Kecubung memiliki khasiat pengasihan.
Di manca negara Batu Kecubung atau Amethyst yang dikenal ada dua jenis yaitu Amethyst Banded dan Amethyst Flower. Sedangkan uniknya di Indonesia di kenal adanya ”Kecubung Combong” atau Kecubung yang memiliki lubang sampai bawah dan diyakini memiliki kekuatan gaib tertentu. Dari sisi jenis potongannya, dipasaran terdapat batu kecubung yang dipotong dalam bentuk Pear Cut, Octagon cut, Heart Cut, dan round brilliant cut.
Bagi para kolektor batu Mulia, merawat batu kecubung merupakan hal sepele tapi sulit dilakukan karena keterbatasan waktu. Untuk hasil terbaik, cobalah lakukan perawatan terhadap batu kecubung secara berkala dengan membersihkan batu kecubung atau Amethyst Anda di alat pembersih perhiasan atau dapat pula dengan menggunakan air hangat yang sudah diberi sedikit sabun khusus, kemudian sikatlah perlahan dengan sikat yang memiliki bulu halus. Jaga jangan sampai Amethyst anda terkena panas atau sinar matahari yang sangat terik dalam waktu lama karena warna batu kecubung akan memucat, serta simpanlah dalam tempat tersendiri dalam artian tidak tergores atau tergesek dengan batu koleksi anda yang lain. Hindarkan juga batu kecubung anda dari bahan-bahan kimia atau kosmetik semprot seperti parfum dan hairspray karena dapat membentuk lapisan kimia dipermukaan batu yang mengakibatkan batu anda menjadi kusam

1 komentar: