Batu kelahiran
(birthstone) adalah batu permata yang secara tradisional berhubungan
dengan tanggal lahir seseorang dan dianggap membawa keberuntungan dan kesehatan
untuk orang tersebut.
Diantara
sekian banyak jenis batu permata, batu kecubung (amethyst) dianggap sebagai batu kelahiran bagi orang-orang yang lahir
pada bulan Februari.
Terdapat
sejarah, mitos, serta keyakinan yang terkait dengan batu kecubung. Artikel berikut akan
menguraikannya.
Dua belas
lambang zodiak adalah interpretasi astrologi dari batu kelahiran yang juga selaras dengan jumlah dua
belas bulan dalam satu tahun.
Sebagai batu kelahiran untuk bulan Februari, batu kecubung dianggap sebagai batu kelahiran
untuk orang-orang dengan zodiak Aquarius, yaitu mereka yang lahir antara
tanggal 20 Januari – 18 Februari.
Istilah ‘amethyst’ sendiri berasal dari kata Yunani ‘amethystos’ yang
berarti obat untuk mencegah mabuk yang juga mencerminkan sifat batu permata
ini.
Batu kecubung termasuk dalam keluarga Quartz
(silikon dioksida) dan memiliki berbagai nuansa warna dari ungu hingga
kebiruan.
Pernah
dianggap lebih berharga dari berlian, batu kecubung merupakan batu permata yang populer digunakan untuk
perhiasan.
Batu kecubung memiliki struktur kristal
heksagonal dan banyak ditemukan di Brasil, Madagaskar, Namibia, Zambia, Rusia,
Sri Lanka, India, dan Amerika Serikat.
Warna
Batu kecubung
dipercaya memiliki sifat yang membawa stabilitas, perdamaian, keseimbangan,
keberanian, kekuatan internal, ketulusan, dan ketenangan.
Batu kecubung
juga diyakini efektif untuk mengobati berbagai masalah
kesehatan yang berhubungan dengan gejala kecanduan, sakit kepala, insomnia,
artritis, nyeri, masalah sistem peredaran darah, dan penyembuhan secara umum.
Dengan
mengacu pada asal kata Yunani, batu
kecubung dianggap sebagai batu yang bisa mencegah dan mengobati
mabuk alkohol dan jenis kecanduan lain.
Oleh karena
itu, batu kecubung bertindak
sebagai kekuatan stabilisasi bagi mereka yang berusaha untuk mengatasi perilaku
adiktif.
Berbicara
mengenai sejarah batu kecubung, maka akan membawa kita kembali ke
cerita mitologi Yunani-Romawi.
Menurut
mitologi tersebut, Bacchus -sang dewa anggur- memiliki dendam kepada Diana.
Untuk
membalas dendam, Bacchus menyatakan bahwa orang pertama yang dia temui dalam
perjalanan melalui hutan akan dimakan oleh harimau miliknya.
Orang
pertama yang bertemu dengan Bacchus ternyata adalah seorang gadis cantik
bernama Amethyst yang sedang dalam perjalanan untuk menyembah di kuil
Diana.
Saat
diserang, Amethyst memanggil Diana untuk meminta
pertolongan. Diana kemudian mengubah Amethyst menjadi sosok batu putih bersih dan berkilau.
Menyadari
kesalahannya, Bacchus kemudian menuangkan anggur pada batu tersebut sehingga
membuat batu tersebut berwarna keunguan.
Pada masa
Roma kuno, batu kecubung akan dimasukkan dalam gelas anggur
untuk mencegah peminumnya menjadi terlalu mabuk.
Selain itu,
orang Mesir kuno percaya bahwa batu
kecubung memiliki
kekuatan yang digunakan untuk menjaga makam firaun.
Selama
periode abad pertengahan, batu
kecubung digunakan
sebagai obat untuk mencegah kantuk, mempertajam kecerdasan, melindungi
pemakainya dari sihir, dan membawa kemenangan dalam pertempuran.
Menurut
mitologi Arab, batu kecubung (amethyst) akan melindungi pemakainya dari
mimpi buruk dan asam urat, serta dianggap sebagai batu kesetiaan dan kekuasaan.
Sudah mahfum
bahwa di Indonesia batu kecubung atau amethyst selain sebagai batu perhiasan juga sering dianggap
sebagai batu yang memiliki tuah atau khasiat tertentu. Salah satu contohnya
adalah bahwa batu kecubung yang disebut dengan batu kecubung khasian dipercaya mempunyai khasiat untuk mendatangkan simpati dari orang lain, dan juga untuk mencegah niat jahat dari orang lain kepada si pemakai
batu sehingga mengurungkan niatnya untuk berbuat jahat terhadap si pemakai batu
tersebut.
Meskipun
demikian, menurut kepercayaan, untuk membuat batu tersebut berkhasiat, batu
tersebut haruslah diolah secara alami, atau tidak menggunakan alat alat modern,
seperti gerinda atau obat pemoles lainnya. Umumnya mereka menggosoknya
menggunakan bambu (bisa bambu hitam atau bambu biasa), dan terkadang si pembuat
juga berpuasa. Selain itu, di masyarakat juga dikenal adanya batu Kecubung Combong (berlubang). Batu kecubung ini lebih dahsyat lagi kekuatannya.
Selain
hal-hal yang berbau supranatural, batu kecubung juga sering digunakan untuk
meningkatkan kekuatan bathin /
spiritual serta kewaspadaan intuitif seseorang. Sering juga batu kecubung digunakan untuk memperbaiki
kesehatan seseorang, misalnya untuk meredakan sakit kepala. Legenda mengatakan
bahwa dengan menggunakan batu
kecubung atau Amethyst atau minum dari cawan yang terbuat dari batu tersebut, dapat mencegah
terjadinya keracunan, karena sifat mineral yang diyakini sebagai penawar racun.
Selain itu, batu kecubung dapat membantu dalam meditasi dan
meningkatkan pemahaman
spiritual,
kejujuran diri, dan inspirasi, membuka kesadaran dan kemampuan menerima
informasi pada tingkat yang lebih tinggi, membantu mereka yang ingin
membebaskan diri dari kecanduan, khususnya alkohol, menyamankan kita pada masa
kesedihan dan kehilangan, mengurangi ketegangan syaraf dan menghilangkan sakit
kepala, mengurangi sakit dan bengkak pada luka dan mengurangi gejala sakit pada
paru-paru dan gangguan usus. Ada pula kepercayaan lama yang menyebutkan bahwa
meminum arak dari gelas yang terbuat dari batu kecubung atau amethyst tidak akan menyebabkan peminumnya
menjadi mabuk.
Amethyst Banded diyakini dapat meningkatkan daya
meditatif dan membantu mengembangkan kemampuan paranormal, membersihkan aura
dan menguatkan chakra tubuh, sekaligus membuang energi negatif yang berasal
dari dalam maupun luar.
Sedangkan Amethyst Flowers diyakini mampu membuat kita menjadi
lebih mudah terlibat dalam berbagai karya atau kerja bersama, sementara fokus
diri kita tetap terjaga dan dapat memprioritaskan hal-hal penting, memperlancar
aliran energi tubuh dan menyejukkan hati dan pikiran pemakainya.
Keindahan batu kecubung sudah tidak disangsikan lagi. Nama batu kecubung sendiri sudah tidak asing lagi
ditelinga masyarakat Indonesia, baik yang faham maupun yang tidak faham tentang batu permata, baik dalam lingkup local maupun
Internasional. Karena keindahannya ini, batu kecubung bahkan telah menjadi lambang Batu Permata dari negara bagian South
Carolina-USA (US State Gemstone of South Carolina) dan dari negara bagian
Ontario-Canada (Canadian State Gemstone of Ontario, Canada). Di manca Negara
atau di dunia internasional Batu
Kecubung disebut
juga sebagai Amethyst.
Batu kecubung atau
Amethyst ini
memiliki warna dasar ungu, dan merupakan batu mineral “supercomposite” yang
terdiri daripada “lamella” seperti belang yang berselang diantara bagian kanan
dengan kiri. Struktur ini diakibatkan karena tekanan mekanikal dalam lapisan
bumi selama berjuta tahun. Hasilnya, batu kecubung atau amethyst mempunyai corak seperti cap jari
(berbelang-belang). Selain itu, corak di dalam batu kecubung juga terjadi karena hilangnya
kandungan air (H2O) dalam mineralnya karena tekanan dalam waktu yang sangat
lama. Tapi ada juga batu kecubung yang tidak bercorak dan membentuk
kristal bening. Ditinjau dari kekerasannya, batu kecubung atau Amethyst mempunyai kekerasan 7 pada skala
Mohs. Oleh karenanya batu
kecubung atau Amethyst sering disebut sebagai Batu
Mulia atau permata kelas II.
Untuk di
Indonesia, batu kecubung sudah mendapatkan posisi dihati
penggemarnya, karena selain keindahannya, masyarakat kita meyakini bahwa batu Kecubung memiliki khasiat pengasihan.
Di manca
negara Batu Kecubung atau
Amethyst yang
dikenal ada dua jenis yaitu
Amethyst Banded dan Amethyst Flower. Sedangkan uniknya di Indonesia di kenal adanya ”Kecubung Combong” atau Kecubung yang memiliki lubang
sampai bawah dan diyakini memiliki kekuatan gaib tertentu. Dari sisi jenis
potongannya, dipasaran terdapat batu
kecubung yang
dipotong dalam bentuk Pear Cut, Octagon cut, Heart Cut, dan round brilliant
cut.
Bagi para
kolektor batu Mulia, merawat batu kecubung merupakan hal sepele tapi sulit
dilakukan karena keterbatasan waktu. Untuk hasil terbaik, cobalah lakukan
perawatan terhadap batu kecubung secara berkala dengan membersihkan batu kecubung atau Amethyst Anda di alat pembersih perhiasan
atau dapat pula dengan menggunakan air hangat yang sudah diberi sedikit sabun
khusus, kemudian sikatlah perlahan dengan sikat yang memiliki bulu halus. Jaga
jangan sampai Amethyst anda terkena panas atau sinar
matahari yang sangat terik dalam waktu lama karena warna batu kecubung akan memucat, serta simpanlah dalam
tempat tersendiri dalam artian tidak tergores atau tergesek dengan batu koleksi
anda yang lain. Hindarkan juga batu
kecubung anda dari
bahan-bahan kimia atau kosmetik semprot seperti parfum dan hairspray karena
dapat membentuk lapisan kimia dipermukaan batu yang mengakibatkan batu anda
menjadi kusam
Ciri2 batu kecuung asli kaya apa
BalasHapus